Gerbang Tol Baleno Jambi Menuju Palembang yang Siap Diuji Layak Fungsi

Jambi – Ruas Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino (Baleno), yang menghubungkan Jambi dan Palembang, segera memasuki tahap akhir penyelesaian. Sebagai bagian dari proyek besar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), tol ini diharapkan menjadi jalur vital yang mempercepat konektivitas antarprovinsi di Sumatera. Namun, meski konstruksi berjalan lancar, beberapa isu muncul menjelang peluncuran, mulai dari protes warga hingga tantangan teknis dalam Uji Layak Fungsi (ULF).

Tol Baleno terdiri dari beberapa seksi, dengan Seksi 2 telah selesai dikerjakan, dan kini fokus beralih ke Seksi 3 yang dijadwalkan rampung pada 31 Agustus 2024. Gerbang Tol Sebapo, yang terletak di Km 17 Desa Muaro Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, telah ditetapkan sebagai pintu keluar utama di wilayah Jambi. Namun, penamaan ini memicu ketidakpuasan warga setempat, yang merasa bahwa nama “Muaro” seharusnya dimasukkan dalam penamaan gerbang tol, guna menjaga identitas lokal.

Meskipun menghadapi protes, proyek ini tetap berjalan sesuai rencana. Ornamen khas Jambi kini menghiasi Gerbang Tol Sebapo, memberi sentuhan lokal yang diharapkan dapat meredakan ketegangan. Hingga 5 Agustus 2024, progres fisik Tol Baleno Seksi 3 telah mencapai 93,36 persen, lebih cepat dari target yang dipatok pada angka 92,97 persen. Arif Budiharto, PPK Jalan Tol Jambi, mengungkapkan bahwa proyek ini masih di jalur yang tepat untuk diselesaikan sesuai jadwal.

Selanjutnya, Uji Layak Fungsi (ULF) dijadwalkan berlangsung pada September 2024. Uji ini menjadi penentu kelayakan operasional tol tersebut, memastikan semua aspek teknis dan keamanan terpenuhi sebelum jalan tol dibuka untuk umum.

Tol Baleno tidak hanya akan memangkas waktu tempuh antara Jambi dan Palembang, tetapi juga diharapkan membawa dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Kehadirannya diprediksi akan menjadi katalisator dalam pengembangan wilayah dan meningkatkan akses terhadap perdagangan, pariwisata, dan investasi di Sumatera.

Namun, beberapa tantangan masih membayangi. Protes warga terkait penamaan gerbang tol mencerminkan adanya kesenjangan antara harapan masyarakat dan keputusan pemerintah. Jika tidak ditangani dengan baik, isu ini berpotensi menimbulkan ketidakpuasan yang lebih luas. Selain itu, tantangan teknis menjelang ULF juga harus diatasi untuk memastikan tol ini dapat beroperasi sesuai dengan standar yang diharapkan.

Proyek Tol Baleno, yang kini hampir selesai, akan menjadi tonggak penting dalam pembangunan infrastruktur di Sumatera. Namun, suksesnya peluncuran tol ini sangat bergantung pada bagaimana isu-isu teknis dan sosial diselesaikan sebelum resmi beroperasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *