Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, mendadak ramai diperbincangkan setelah terungkap rencana bom bunuh diri yang melibatkan HOK (19). HOK, bersama dua orang rekannya, ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri di rumah kontrakan mereka. Mereka diduga telah merencanakan aksi terorisme di dua tempat ibadah di Malang, Jawa Timur.
Rumah kontrakan yang dihuni oleh HOK dan keluarganya selama 1,5 tahun tersebut ternyata menjadi tempat persiapan aksi teror. Warga sekitar terkejut dengan penangkapan tersebut, mengingat aktivitas keluarga ini tidak banyak diketahui.
“Kami tidak menyangka ada aktivitas seperti ini di lingkungan kami,” ujar Yulianto, Ketua RT 001 RW 008 Dusun Jeding. Berdasarkan data Kartu Keluarga, HOK dan keluarganya berasal dari Jakarta.
Dalam penggeledahan, polisi menemukan sejumlah bahan peledak berdaya ledak tinggi yang dipersiapkan untuk aksi bom bunuh diri. HOK diketahui sebagai simpatisan Daulah Islamiyah yang berafiliasi dengan ISIS. Dia membeli bahan-bahan peledak dari berbagai tempat dan hampir menyelesaikan persiapan aksi teror.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, mengungkapkan bahwa keluarga ini telah menetap di rumah kontrakan tersebut selama 1,5 tahun dan rencana mereka hampir mencapai tahap eksekusi. “Ini sangat mengkhawatirkan. Mereka sudah berada di tahap persiapan akhir, bukan sekadar belajar,” kata Dirmanto.
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar, menuturkan bahwa HOK sudah membeli sejumlah barang untuk melakukan aksi teror. “Ini hampir selesai. Bahkan, sudah beli bahan, tidak lagi belajar (merakit bom),” ujarnya dilansir dari Kompas.id.
Pada hari yang sama, Densus juga menciduk seorang terduga teroris di Solo. Penangkapan berlangsung di Stasiun Solo Balapan pada Rabu sekitar pukul 19.00 WIB. “Satu terduga teroris berinisial M ditangkap di Solo Balapan,” jelas Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto, Kamis. Namun, informasi detail belum bisa disampaikan karena masih dalam wewenang Densus 88.
Vice President Public Relations PT KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan terhadap penumpang Kereta Api Gajayana rute Malang-Jakarta. Selama penangkapan, PT KAI berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjamin keselamatan penumpang. “KAI selalu mendukung dan bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam pemberantasan tindakan terorisme,” paparnya.
Penangkapan HOK dan rekan-rekannya menjadi bukti keseriusan aparat dalam menangani ancaman terorisme di Indonesia. Warga diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan bersama.